Pertanda Kemunduran Khilafah Utsmani : Sultan Abdul Majid I, Mengawali Gerakan Pro-Barat
Khilafah Abdul Majid I (1823-1861) merupakan salah satu sultan Turki Utsmani yang memiliki hak dan kedudukan yang kuat untuk menggantikan posisi ayahnya sebagai pemimpin islam pada masa itu, Sultan Mahmud II, pada 2 Juli 1839. Salah satu ciri dari masa pemerintahan Sultan Abdul Majid I ditandai dengan bangkitnya nasionalisme di negara khilafah dan mempererat tali persekutuan dengan kekuatan utama Eropa.Sultan Abdul Majid I sendiri merupakan sosok ayah dari empat orang sultan yakni ; Murad V, Abdul Hamid II, Muhammad Risyad V, dan Muhammad Wahidin (sultan ke-2 sebelum pembubaran Turki Utsmani). Pada masanya Sultan Abdul Majid I pernah memerintahkan pemugaran Hagia Sophia yang diawasi oleh arsitek Swiss, Gaspas Fossati.
Baca Juga :
Sejarah islam pada masa khilafah abbasiyyah Informasi Islami
Sejarah Penaklukan Kota Konstantinopel Oleh Sultan Al Fatih Informasi Islami
Sultan Abdul Majid I merupakan sosok pemimpin yang lemah secara fisik, namun sangat cerdik pemikirannya. Beliau dikenal sebagai sosok yang realistis dan penuh kasih sayang. Beliau juga termasuk dalam jajaran Sultan Utsmani yang memiliki kemampuan sangat mumpuni. Sultan Abdul Majid I sangat mencintai perdamaian, selama pemerintahannya beliau banyak memasukkan program-program baru dalam pemerintahannya, dan mempraktikkannya pada saat itu juga.
Khilafah Ustmani : Sultan Abdul Majid I |
Beliau bertanggung jawab penuh untuk memegang kendali atas kekuasaan setelah ayahnya, Sultan Mahmud II, yang meninggal dunia pada 1839 M. Pada saat beliau dilantik menjadi sultan beliau masih berumur 16 tahun. Usianya yang sangat muda ini dijadikan peluang oleh sebagian menterinya yang "ter-barat-kan" untuk menyempurnakan apa yang telah dilakukan ayahnya dalam hal perbaikan-perbaikan yang berkiblat pada Barat serta memodernkan segala sesuatu dengan standar Barat.
Perlu diketahui jika Sultan Abdul Majid I merupakan Sultan Utsmani pertama yang melakukan gerakan westernisasi dalam dunia khilafah secara resmi. Beliaulah yang pertama kali mengambil langkah gerakan ini dengan mengeluarkan banyak perintah resmi tentang adanya organisasi pemerintahan pada 1854 dan 1856 M.
Dengan adanya perintah resmi dari khilafah, maka dimulailah banyak perubahan dalam tubuh khilafah terutama dalam pemerintahan Utsmani sendiri yang disebut dengan masa reorganisasi. Sebuah istilah yang sebenarnya adalah reorganisasi masalah-masalah kenegaraan di dalam pemerintahan Utsmani dengan metode Barat. Dengan dua perintah resmi ini, maka sempurnalah penyingkiran aturan-aturan syariah Islam, dan sekaligus menandai pembuatan undang-undang positif dan pendirian lembaga-lembaga.
Baca Juga :
Masjid Amru Bin Ash (Masjid Tertua Di Afrika) - Islamic Information
Manfaat minum sambil duduk ala rasullulah - islamic information
Sultan Abdul Majid I sangat dipengaruhi oleh menterinya, Rasyid Pasya, yang merupakan pengagum Barat dan menjadikan filsafat Freemasonry sebagai jalan hidupnya. Rasyid Pasya adalah orang yang mempersiapkan generasi pelanjut yang duduk menjadi menteri dan orang-orang penting dalam pemerintahan. Berkat perannya, mereka telah mengambil andil sangat besar dalam menggulirkan roda westernisasi yang telah ia rintis.
Tatkala kaum Muslimin melihat bahwa pemerintahan Utsmani menyamakan antara mereka dengan orang-orang Kristen dan Yahudi dan telah mengganti syariah Islam dengan undang-undang Kristen. Dan mereka merasa bahwa pemerintahan Rasyid Pasya lebih berpihak pada masyarakat Kristen, dan sangat peduli agar mereka tidak mendapat ancaman apa-apa.
Timbullah ketidaksukaan yang kuat di kalangan rakyat. Melihat reaksi rakyat Muslim, tidak ada jalan lain bagi sultan dan para pejabat pemerintahannya kecuali harus menurunkan dan menyingkirkan Rasyid Pasya, akibat adanya kebencian dan tekanan rakyat yang demikian kuat. Ini terpaksa dilakukan karena sultan dan orang-orangnya sangat takut akan adanya pemberontakan dan pembangkangan kaum Muslimin.
Hanya saja pencopotan Rasyid Pasya tidak berhasil menghentikan gelombang gerakan westernisasi dan semakin banyaknya aturan hukum yang diimpor dari Barat setelah dilapangkan.
Kondisi pemerintahan Utsmani makin lama makin buruk dan mundur. Inilah yang membuat para pejabat pemerintah berpikir keras, tentang hakikat perubahan yang harus dilakukan. Ternyata tidak didapatkan cara lain selain menggunakan pembaharuan dengan mengikuti gaya Eropa dengan cara westernisasi yang telah dimulai.
Wabah westernisasi ini menyebar ganas dari pemerintahan Utsmani ke berbagai wilayah lainnya. Di Tunisia, Muhammad Bay mengeluarkan apa yang disebut "dengan kesepakatan" pada 1857 M.
Mesir juga mengambil langkah yang sama. Dengan adanya hukum politik di Istanbul, Tunisia, dan Mesir, maka usaha modernisasi yang dulunya menjadi keinginan bangsa Eropa, mendapatkan dukungan dari kelompok-kelompok elit penguasa dan mendapat restu sultan untuk menerapkan proses westernisasi dalam masyarakat Muslim.
Sumber : Sejarah Para Khalifah karya Hepi Andi Bastoni
Terima kasih telah membaca artikel tentang Kemunduran Khilafah Utsmani : Sultan Abdul Majid I, Mengawali Gerakan Pro-Barat di blog Islamic Information jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini diwebbroswer anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.